Ketika Benci Menjadi Penghalang Rezeki

Pada hakekatnya manusia itu tempatnya masalah. Kalau manusia tidak punya masalah, apalagi merasa tidak punya masalah, berarti itu manusia bermasalah, hehe...

Namun saya percaya, pembaca tulisan ini bukan termasuk di dalamnya.

Ada satu contoh nyata. Setelah seminar yang lalu, ada seorang ibu mendekati dengan muka melas dan raut wajah yang terlihat menyimpan banyak masalah.

Ibu: “Coach... saya punya masalah ini, .... blaa-blaaa.”
Coach: “Iya Bu, kelihatan kok muka serius Ibu.”
Ibu: “Saya ini sudah 10 tahun benci sama Ibu Mertua saya.”
Coach: “Wow... keren dunk Bu.”
Ibu: “Kok keren sih, saya serius Coach.”
Coach: “Iya Bu, maksudnya luar biasa bisa bertahan menyimpan perasaan itu selama 10 tahun.”

Akhirnya terungkap bahwa selama 10 tahun, beliau menyimpan rasa benci kepada ibu mertuanya. Penyebabnya hanya satu kalimat spontan yang keluar dari mulut mertuanya:

“Ehh... cucu saya kok jelek amat, sih...”

Kalimat itu tertancap dalam hati, menjadi api kebencian selama 10 tahun. Dan apa akibatnya?

  1. Benci kepada ibu mertua

  2. Benci kepada suami (karena tidak bisa terbuka)

  3. Benci juga kepada anaknya sendiri

Kebencian yang dipendam itu akhirnya menjadi penyakit hati, perusak ketenangan, dan perusak rezeki. Bisnisnya pun lama-kelamaan tidak punya semangat lagi, drop, bahkan nyaris mati.

Solusi: Memaafkan

Lalu apa solusinya? Haruskah menunggu 10 tahun lagi?

Alhamdulillah, atas izin Allah, beliau akhirnya berani mengambil langkah:

  1. Meminta maaf pada suami dan jujur tentang luka lama.

  2. Berbicara langsung pada ibu mertua, menceritakan rasa sakit hati yang dipendam selama ini, dan akhirnya saling berpelukan serta bermaafan.

Saat itu juga terasa plong, beban terangkat, hati dan pikiran terasa ringan. Dan yang lebih menakjubkan, setelah kejadian itu Allah bukakan pintu rezeki: orderan lancar, reseller dan pembeli baru berdatangan, bisnis kembali hidup.

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Āli ‘Imrān: 133)
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَـٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Āli ‘Imrān: 134)

Memaafkan Adalah Kunci Rezeki

Masya Allah, ternyata memaafkan adalah syarat utama merawat rezeki dan memperlancar rezeki yang selama ini terblokir gara-gara kebencian.

Karena itu, jangan biarkan hati terus dipenuhi benci. Jika ada yang menyakiti, belajar memaafkan. Boleh jadi itu adalah jalan Allah untuk memberi nasihat, membersihkan hati, dan melapangkan rezeki kita.


Sumber: Buku Hypno Personal Problem – Coach Saefull